Kamboja Jepang ( Adenium obesum ) mirip bonsai

Ini Hobby dadakan yang tak pernah kopral sangka sangka..Kopral senang merawat bunga wakakakaaak..jika ada sahabat yang mengucap Kopral Tragis..ya biarlah..yang Pasti kopral tak bisa menolak..hehehe..kopral suka bunga cihuuuyy...itu saja wakakakakaaaaak...

sebagai Artikel perdana pada bagian ' HOBBY  KOPRAL' kali ini kopral memuat sebuah artikel tentang tanaman Hias,dan sehubungan kopral sedang suka sukanya dan kebetulan tanamannya lagi kopral rawat maka Adenium obesumlah yang kopral pilih..sudah tau Adenium obesum ?

kalau belum mungkin artikel dari sumber terpercaya ini wajib menjadi bacaan agar sahabat bisa mengenal lebih dekat tentang Adenium obesum,dan jika ada sahabat yang kebetulan memiliki hobby yang sama maka mungkin yang terbaik kita lakukan adalah saling belajar dan berbagi pengetahuan agar Adenium obesum kita bisa menjadi lebih bagus,lebih banyak bungannya dan tentunya harganya mungkin bisa lebih mahal suatu hari kelak.hehehehe..

Adenium obesum di Indonesia dikenal dengan sebutan kamboja jepang. Nama adenium lebih disukai pehobi, pasalnya kamboja selalu dikaitkan dengan kuburan. Adenium memikat para penggemar tanaman hias karena variasi warna bunganya kaya dan indah. Ditambah lagi bentuk akarnya yang membesar bila telah tua. Inilah yang membuat sosoknya jadi unik dan mirip bonsai
 Pada dasarnya Adenium sama sekali berbeda dengan kamboja. Walau masih tergolong dalam satu Rumpun, yaitu Apocynaceae, namun bila kita mau sedikit jeli maka sudah pasti kita akan melihat  beberapa perbedaan yang mencolok di antara keduanya.



Coba saja lihat bentuk daun dan akar antara kedua tanaman tersebut. Bentuk adenium jauh lebih kecil dibanding daun kamboja. Akar adenium mampu membesar seperti umbi dan meliuk ke kiri-kanan. Bagian inilah yang berfungsi sebagai penyimpan air. Sedang pada kamboja tak dapat dijumpai bentuk akar seperti itu.

Dari sosoknya pun adenium dan kamboja punya perbedaan yang menyolok. adenium punya sosok yang kecil hingga amat cocok sebagai tanaman penghias beranda rumah.

Sedang kamboja sebagaimana yang kita kenal,umumnya memiliki sosok yang tinggi dan besar sehingga sering dipakai sebagai tanaman pelindung, di samping fungsi penghias ciri lainnya juga terdapat pada kulit batang pohon,pohon kamboja yang berukuran besar memiliki lapisan kulit yang bergerigi menyupai kulit buaya .

”Itu sebabnya, saya lebih suka menyebut tanaman ini adenium ketimbang kamboja jepang. Kalau orang dengar (nama) kamboja biasanya langsung terbayang tanaman yang besar,” ujar Candra Gunawan, pehobi sekaligus pengusaha tanaman hias di bilangan Sawangan, Depok.

Sedang di Cina, adenium punya nama Fook Hui Hwa yang artinya, bunga keberuntungan. Dan di Thailand dianggap sebagai bunga selamat datang (choa chuem).



Tanaman Gurun



Iklim tropis Indonesia menjadi lokasi yang cocok bagi pertumbuhan tanaman ini. Di habitat aslinya, adenium merupakan tanaman semak yang tumbuh liar di daerah gurun yang panas. Tanaman ini menyimpan air di dalam akarnya sehingga dapat bertahan hidup di daerah yang kering. ”Karena mampu menyimpan air, dia termasuk tanaman sukulen,” kata Candra, pehobi yang belakangan serius menekuni usaha komersial adenium. Jadi, istilahnya tanaman bandel .

Adenium berasal dari daerah gurun pasir di daratan Afrika dan jazirah Arab, seperti Senegal sampai Sudan, Kenya, Tanzania, Mozambique, Namibia dan sekitarnya. ”Dari Pantai Timur Afrika sampai Afrika Selatanlah,” sebut Candra. Kalau di Arab, tersebar di Oman, Saudi Arabia dan Yaman. Karena berasal dari gurun pasir maka adenium punya julukan desert rose, mawar padang pasir.

Melihat tempat asalnya, adenium merupakan tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh, tak perlu banyak air dan menyukai media tanam yang porous - berliang renik. Bila ketiga hal tadi dipenuhi, dijamin adenium bakal tumbuh subur. Di tempat asalnya, tanaman yang subur tingginya bisa mencapai sekitar empat meter.

”Dibanding anggrek, merawat adenium tak terlalu susah. Kalau kita lupa nyiram anggrek dua-tiga hari saja bisa mati. Kalau adenium sampai dua minggu pun tahan tidak disiram,” ujar sang empunya Godongijo Nursery. Soal pemupukan dan perawatan terhadap hama pun lebih gampang ketimbang anggrek. Kemudahan-kemudahan itu, membuat Candra yakin dalam waktu dekat bakal digemari pehobi tanaman hias. ”Memang perlu waktu dan butuh promosi yang cukup gencar, tapi saya yakin tanaman ini bakal digemari.”

Melihat peta dunia, tren adenium tak seragam. Di Thailand, tren tanaman ini baru saja melewati masa puncaknya. Sekitar tiga tahun silam, adenium booming di negeri gajah putih itu. Namun di Cina, Taiwan dan Amerika perkembangan adenium relatif sama dengan kondisi di Indonesia. Sama-sama punya grafik popularitas yang terus merangkak naik. Tiap pameran flora eksotik digelar, adenium selalu jadi incaran kolektor. Jangan kaget jika sepohon adenium tua dengan bentuk bongkol besar, harganya mencapai Rp 50 juta.



Pelepas Lelah



Kebanyakan masyarakat jatuh cinta pada tanaman ini sebab keindahan bunga. J.E. Mujiono (49), pehobi tanaman mengaku tertarik adenium gara-gara kepincut keindahan bunganya. ”Bunga-bunga yang ditampilkan bisa memberi inspirasi dan pelepas lelah. Biasanya sehabis bekerja, saya selalu melihat-lihat koleksi tanaman berbunga di rumah. Termasuk adenium ini.”

Di kala senggang, bapak berputra dua ini tak pernah absen untuk berjalan-jalan bersama sang istri mencari koleksi adenium terbaru. Warna dan bentuk bunga yang unik selalu jadi pertimbangan mereka. Dibanding anggrek, perawatan adenium lebih mudah. Juga bunganya beragam warna dan masing-masing cantik.

Sosok adenium yang menyerupai tanaman bonsai juga mampu mencuri perhatian para pehobi. Makin tua, akar adenium akan makin membesar seperti umbi. Akar gendut ini akan meliuk ke kiri-kanan hingga membuat penampilannya bertambah unik.

Di pembibitan milik Candra, bahkan ditemukan bentuk akar yang menyerupai kelamin lelaki dan dada wanita. Makanya oleh kolektornya, kedua dijuluki female and male adenium.

Kesan tua akan terpancar kuat bila akar gendut itu ditonjolkan keluar sehingga pemakaian pot bonsai yang ceper dapat mengkatrol penampilan adenium. Yang harus dicermati, jika ingin akar tanaman besar, adalah perlakukan tanaman sesuai sifat aslinya.

Pertumbuhan akar tanaman ini akan baik jika media tanam yang digunakan sesuai. Selain itu faktor penyiraman juga berpengaruh.

Menurut Octa Sugih (29), pehobi adenium yang juga pemilik ”Red Flower Nursery”, bunga adenium berbentuk terompet dan terdiri dari 5 helai petal (mahkota bunga).

Di dalam corong (terompet) bunga terdapat benang sari. Bentuk petal (mahkota bunga) sangat bervariasi, ada berbentuk bintang, bergerigi, ujung petal terpotong sampai ujung yang membulat.

Secara umum, bentuk bunga adenium bisa dibagi menjadi tiga, yaitu berbentuk bintang (Adenium ”Crimpson Star”), bintang dengan tepi bergerigi (Adenium obesum) dan bulat (Adenium swazicum).

Dahulu bahkan sampai kini pencinta tanaman hanya tahu warna bunga adenium merah muda atau pink. Ternyata secara diam-diam adenium di Indonesia merayap naik dan hadir dengan aneka warna.

Sekarang telah ditemukan atau disilangkan lebih kurang 100 warna. Dari yang putih bersih, loreng-loreng sampai merah tua dengan pinggir bunga berwarna hitam. Bagian corong bunga juga bervariasi. Ada yang polos putih, polos kuning, polos merah dan bergaris-garis.





Hama

Agar adenium rajin berbunga, Candra dan Octa sama-sama menyarankan untuk melakukan pemangkasan pada tanaman. Batang adenium yang dibiarkan tumbuh memanjang akan memberi kesan berantakan.

Lagipula pemangkasan batang utama bisa dilakukan sesuai keinginan kita. Kalau ingin bentuk tanaman yang agak tinggi maka batang yang dipotong sebaiknya agak tinggi pula.

Selain batang utama, pemangkasan cabang juga harus dilakukan. ”Ini kunci untuk mendapatkan bunga adenium dalam waktu yang lama. Bisa tahan sampai dua bulan,” kata Candra. Dengan dipangkas, batang atau cabang akan menghasilkan tunas baru lebih dari satu. Dari tunas itu akan muncul bunga.

Pemangkasan cabang juga berfungsi memutus siklus hidup hama dan penyakit. Salah satu musuh besar adenium adalah spider mite. Hewan ini seperti tungau berwarna merah, kuning muda, hijau tua, coklat muda dan hitam. Dia bersarang di bagian bawah daun dan ketiak daun. Bila bagian atas daun berwarna kusam dan terlihat mengkerut, artinya tanaman terkena gejala serangan hama tersebut.

Saat ini, banyak ditemukan varietas baru adenium. Candra sendiri punya sekitar 100 varietas tanaman. ”Rekan saya di Amerika baru-baru ini dapat hibrida yang punya bunga wangi dan warnanya merah tua. Menurut saya, itu sebuah terobosan besar.” Apa pasal ? Dengan ketemunya jenis yang mampu mengeluarkan bunga yang harum dan warna cerah tentu akan makin memperkuat pesona adenium. Kalau sudah begitu, siapa sih yang nggak kepincut ?





Sumber : http://www.daunbagus.com